TUGAS MAKALAH
FUNGI
ERIK FARDIANSYAH
ANDRI PRIATMA
BAGAS
SFRIZAL
TYO
PRAYUDA
ARI
WAHYUDI
KELAS : X – TKR-1
GURU PEMBIMBING
IBU LELY
SMK NEGERI 1 BANDAR MASILAM
KECAMATAN BANDAR MASILAM
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami ucapkan kehadirat
Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas segala rahmat, petunjuk, dan
karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas
Biologi tentang Jamur. Makalah ini dapat digunakan sebagai wahan untuk menambah
pengetahuan, sebagai teman belajar, dan sebagai referensi tambahan dalam
belajar Biologi khususnya tentang Jamur. Makalah ini dibuat sedemikian rupa
agar pembaca dapat dengan mudah mempelajari dan memahami tentang Jamur(Fungi)
secara lebih lanjut.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang Jamur. Jangan segan
bertanya jika pembaca menemui kesulitan. Semoga keberhasilan selalu berpihak
pada kita semua.
Bandar Masilam, November 2016
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................ i
DAFTAR ISI ...................................................................................... ii
BAB I
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ....................................................................................... 3
BAB II
A. Pengertian Fungi Jamur
……................................................................. 4
C. Struktur Tubuh Jamur ………............................................................. 5
D. Klasifikasi Jamur ......................................................................... 6
E. Liken(Lumut Kerak) ……….............................................................. 9
F. Mikorhiza ....................................................................... 10
G. Peranan Jamur Bagi Kehidupan ……........................................................... 11
BAB III
Kesimpulan ……………….................................................... 12
DAFTA PUSTAKA ………............................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Dalam
pembelajaran biologi berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami tentang
alam sekitar secara sistematis, sehingga ilmu biologi bukan hanya penguasaan
kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta konsep, penemuan pendidikan
biologi diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari dirinya
sendiri dan alam sekitar beserta isinya yang terdiri dari dua macam yaitu
makhluk hidup (biotik) dan makhluk tidak hidup (abiotik) (Bambang, 1998).
Fungi
atau cendawan adalah organisme heterotrofik. Mereka memerlukan senyawa organik
untuk nutrisinya. Bila mereka hidup dari benda organik mati yang terlarut,
mereka disebut sporofit. Fungi memiliki berbagai macam penampilan tertgantung
pada spesiesnya (Pelczar, 1986).
Dalam Campbell (2003),
Fungi adalah eukariota, dan sebagian besar adalah eukariota multiseluler.
Meskipun fungi pernah dikelompokkan ke dalam kingdom tumbuhan, fungi adalah
organisme unik yang umumnya berbeda dari eukariota lainnya ditinjau dari cara
memperoleh makanan, organisasi struktural serta pertumbuhan dan reproduksi.
Jamur
sering dianggap sebagai organisme yang tergolong dalam tumbuhan, tetapi adapula
yang menganggap jamur sebagai golongan organisme yang terpisah dari tumbuhan.
Dengan demikian terdapat pula perbedaan dalam klasifikasinya, tetapi perbedaan
tadi terletak pada taksa yang lebih tinggi dari kelas, sedangkan taksa dari
kelas kebawah tidak terdapat perbedaan.
B. RUMUSAN
MASALAH
Berdasarkan uraian latar
belakang di atas maka penulis dapat merumuskan suatu permasalahan dalam Makalah
ini antara lain sebagai berikut :
1) Apa pengertian
dari jamur?
2) Bagaimana sistem
reproduksi jamur?
3) Bagaimana struktur
tubuh jamur ?
4) Bagaimana
sistem pengklasifikasian pada fungi?
5) Apa itu lumut kerak?
6) Apa yang dimaksud
dengan Mikoriza?
7) Apa peranan jamur ?
C. TUJUAN
Berdasarkan rumusan
masalah di atas maka penulis dapat memahami tujuan dari penyusunan Makalah ini
adalah :
1) Untuk
mengetahui pengertian dari fungi.
2) Untuk mengetahui
sistem reproduksi jamur.
3) Untuk
mengetahuistruktur tubuh jamur.
4) Untuk
mengetahui bagaimana sistem pengklasifikasian pada fungi.
5) Untuk
mengetahui apa itu lumut kerak.
6) Untuk
mengerahui apa yang d maksud dengan mikoriza.
7) Peran
jamur.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN JAMUR
Jamur dalam bahasa Indonesia memiliki beberapa arti yang agak
berkaitan:
1) Jamur adalah tubuh buah yang tampak di permukaan media tumbuh
darisekelompok fungi (Basidiomycota) yang berbentuk seperti payung:
terdiri dari bagian yang tegak ("batang") dan bagian yang
mendatar atau membulat. Secara teknis biologis, tubuh buah ini
disebut basidium. Beberapa jamur aman dimakan manusia bahkan beberapa
dianggap berkhasiat obat, dan beberapa yang lain beracun. Contoh jamur
yang bisa dimakan: jamur merang (Volvariela volvacea), jamur tiram
(Pleurotus), jamur kuping (Auricularia polytricha), jamur kancing atau
champignon(Agaricus campestris), dan jamur shiitake (Lentinus edulis).
2) Jamur adalah keseluruhan bagian dari fungi: tubuh buah, dan bagian
jaring-jaring di bawah permukaan tanah atau media mycelia yang
tersusun dari berkas-berkas hifa.
3) Jamur adalah sebutan lain untuk kapang. Makna
ini misalnya dapat disimak dari ungkapan "Rotinya sudah
berjamur" yang maksudnya adalah 'rotinya telah ditumbuhi kapang'.
Jamur adalah organisme yang terdapat dimana-mana di
bumi, baik di daerah tropik, subtropik, di kutub utara, maupun antarika. Fungi
juga ditemukan di darat, di perairaian tawar, di laut, di mangrove, di bawah
permukaan tanah, di kedalaman laut, dipengunungan, maupun di udara. Banyak
faktor lingkungan yang mempengaruhi kehidupan fungi, antara lain kelembapan,
suhu, keasaman substrat, pengudaraan, dan kehadiran nutrien-nutrien yang
diperlukan.
Sedangkan
pendapat lain mengatakan bahwa Fungi adalah nama regnum dari sekelompok besar
makhluk hidup eukariotik heterotrof yang mencerna makanannya di luar tubuh lalu
menyerap molekul nutrisi ke dalam sel-selnya. Fungi memiliki bermacam-macam bentuk.
Awam mengenal sebagian besar anggota Fungi sebagai jamur, kapang, khamir, atau
ragi, meskipun seringkali yang dimaksud adalah penampilan luar yang tampak,
bukan spesiesnya sendiri. Kesulitan dalam mengenal fungi sedikit banyak disebabkan adanya
pergiliran keturunan yang memiliki penampilan yang sama sekali berbeda (ingat
metamorfosis pada serangga atau katak). Fungi memperbanyak diri secara seksual
dan aseksual.
Sedangkan dari sudut
lain mengatakan bahwa fungi adalah mikroorganisma eukaryotik yang hidup secara
saprofit karena tidak dapat berfotosintesa. Pada dasarnya sel -sel fungi hampir
sama dengan sel - sel hewan. Bahkan hal ini juga yang menjadi salah satu alasan
mengapa sulit ditemukan strategi yang tepat dalam mengobati infeksi oleh jamur
tanpa berefek toksik bagi inang / host nya. Di alam ini fungi dapat bersifat
sangat merugikan manusia dengan menimbulkan infeksi (penyakit) dan toksin yang
dihasilkan ataupun bersifat menguntungkan dengan menghasilkan produk - produk yang
dapat digunakan oleh manusia sebagai contoh antibiotika, vitamin, asam organik
dan enzim.
B. REPRODUKSI JAMUR
Spora
fungi memiliki berbagai bentuk dan ukuran, dan dapat dihasilkan secara seksual
maupun aseksual. Pada umumnya spora adalah organisme uniseluler , tetapi ada
juga spora multiseluler. Spora dihasilkan di dalam atau dari struktur hifa yang
terspesalisasi. Ketika kondisi lingkngan memungkinkan, pertumbuhan yang cepat,
fungi mengklon diri mereka sendiri dengan cara menghasilkan banyak sekal spora
secara aseksual. Terbawa oleh angin atau air, spora-spora tersebut berkecamabh
jika berada pada tempat yang lembab pada permukaan yang sesuai (Campbell 2003).
Menurut Pelczar (1986),
bahwa spora seksual yang dihasilkan dari peleburan dua nukleus. Ada beberapa
spora seksual yaitu:
1) Aksospora:
Spora bersel satu ini terbentuk di dalam pundi atau kantung yang dinamakan
askus. Biasanya terdapat delapan askospora di dalam setiap askus.
2) Basidiospora: Spora
bersel satu ini terbentuk di atas struktur berbentuk gada yang dinamakan
basidium.
3) Zigospora:
merupakan spora besar berdinding tebal yang terbentuk apabila ujung-ujung dua
hifa yang secara seksual serasi, disebut juga gametangin, pada beberapa
cendawan melebur.
4) Oospora:
Spora ini terbentuk di dalam struktur betina khusus yang disebut ooginium,
pembuahan telur atau oosfer oleh gamet jantan yang terbentuk di dalam
anteredium mengasilkan oospora.
C. STRUKTUR TUBUH JAMUR
Jamur
termasuk tumbuhan tingkat rendah dan seperti halnya dengan tumbuhan lainnya
jamur mempunyai 2 fase dalam siklus hidupnya, yaitu:
· fase
vegetatif
· fase
reproduktif/generatif.
Struktur vegetatif dari
jamur sendiri terdiri dari hifa yang menyerupai benang-benangpanjang. Hifa
secara kolektif membentuk miselium dan panjangnya ada yang sampai beberapa
meter. Hifa ada yang beruas dan tak beruas. Pada hifa yang beruas hifanya
terbagi dengan sekat-sekat dan setiap ruas mengandung satu nucleus atau banyak
nucleus.Pada tipe yang tak beruas terdiri dari hifa yang mempunyai banyak
nucleus yang tidak dibatasi oleh sekat. Pada tipe ini dapat pula dijumpai
dinding sekat terutama pada hifa yang tua. Jamur parasit mempunyai hifa yang
ektofitik atau endofitik. Miselium yang ektofitik berada pada permukaan tanaman
inang sedangkan miselium yang endofitik berada didalam jaringan tanaman inang
dan dapat tumbuh secara interseluler (diantara sel) atau intraseluler (masuk
kedalam sel). Hifa yang ektofitik dan interseluler membentuk haustorium ke
dalarn sel untuk memperoleh zat makanan. Bentuk haustorium dapat bulat atau
seperti akar.
D. KLASIFIKASI
JAMUR
1)
Divisi
Zygomycota
Jamur
yang tergolong divisi ini hidup di darat, di atas tanah, atau pada tumbuhan dan
hewan yang telah membusuk. Namun, Zygomycota berasal dari Zigospongarium.
Zigospora merupakan spora istirahat yang memiliki dinding tebal.
Jenis
jamur yang tergolong Zygomycota, antara lain:
· Jamur
Roti (Rhizopus Nigricans)
Jika roti yang lembab disimpan ditempat yang hangat dan
gelap, beberapa hari kemudian akan tampak jamur tumbuh diatasnya. Pada roti
akan tumbuh bulatan hitam, yang disebut Sporangium yang dapat menghasilkan
sekitar 50.000 spora.
· Jamur
Tempe (Rhizopus Stolonifer)
Jamur
tempe digunakan dalam pembuatan tempe. Reproduksi rhizopus Stolonifer dapat
terjadi secara seksual dan aseksual.
· Pilobolus
Adalah
salah satu jamur yang biasa hidup pada kotoran hewan yang telah terdekomposisi.
Jamur ini tidak dapat bereproduksi tanpa adanya bantuan cahaya. Jamur ini
menunjukkan respon positif terhadap cahaya.
2) Divisi
Ascomycota
Jamur
Ascomycota “jamur kantung” ada yang uniseluler dan multiseluler. Jamur ini ada
yang bersifat parasit dan ada juga yang bersifat saprofit.
Spesies
yang tergolong Ascomycota, diantaranya sebagai berikut:
· Penicillium
Jamur
ini berwarna hjjau kebiruan dan tumbuh baik pada buah-buahan yang telah masak,
roti, nasi, serta makanan bergula. Penicillium dibagi menjadi dua: Penicillium
Camemberti dan Penicilium Requeforti, kedua jamur ini dimanfaatkan dalam
industri keju. Beberapa setelah keju tersebut ditanam diatas keju, cabang hifa
akan tumbuh diseluruh keju.
· Ragi
(Saccharomyces)
Merupakan
organisme uniseluler yang dikelompokkan ke dalam Ascomycotakarena reproduksi
seksualnya terjadi dengan pembentukan Askus
· Neurospora
Jamur
ini dimanfaatkan untuk pembuatan makanan dari kacang tanah dengan suatu proses
fermentasi jamur. Selain dimanfaatkan sebagai pembuatan oncom, jamur juga
digunakan sebagi objek penelitian genetika.
· Higrophorus
Coccineal dan Morcella Deliciosa
Jamur
ini bersifat parasit, banyak menyerang hewan selain itu, dapat membusukkan kayu
dna buah-buahan.
3) Divisi
Basidiomycota
Pada
umumnya tubuh buah jamur dari divisi Basidiomycota berukuran besar
(Makroskopis), walapun ada juga yang berukuran kecil (Mikroskopis). Jamur dari
divisi basidomycota memiliki ciri khas, yang memiliki Basidium. Basidium
merupakan alat reproduksi seksual yang terdapat dalam bilah. Seluruh Basidium
berkumpul membentuk suatu badan yang disebut Basidiokarp. Spora yang dihasilkan
dalam basidium dinamakan Basidiospora.
Beberapa contoh spesies
dari Divisi Basidiomycota, antara lain:
· Puccinia
Graminis
· Jamur
Merang (Volcariella Volvacea)
· Ustilago
maydis
· Jamur
Kuping
· Amanita
Muscaria
4) Divisi
Deuteromycota
Jamur
yang tergolong Deuteromyota adalah jamur yang belum diketahui reproduksi
seksualnya. Jamur ini biasa disebut jamur tidak sempurna atau Jamur Imperfecti (Campbell,
1998: 581). Reproduksi aseksualnya terjadi dengan fragmentasi atau dengan
Konidium.
Berikut contoh jamur dari
Divisi Deuteromycota, antara lain:
· Aspergillus
Merupakan
jamur yang hidup pada medium dengan derjat keasaman dan kandungan gula tinggi.
· Epidermophyton
dan Mycosporium
Kedua
jenis jamur ini merupakan parasit pada manusia. Epidermophyton menyebabkan
penyakit kaki pada atlit, sedangkan Mycosporium penyebab penyakit kurap.
· Fusarium,
Verticellium, dan Cercos
Ketiga
jenis jamur ini merupakan parasit pada tumbuhan. Jamur ini jika tdaik dibasmi
dengan fungisida dapat merugikan tumbuhan yang diserangnya.
E. LIKEN (LUMUT KERAK)
Adalah hidup simbiosis
antara jamur dengan algae. Liken merupakan hasil simbiosis antara jamur
ascomycotina atau basidiomycotina dengan algae hijau atau algae biru. Lumut
kerak dapat kita temukan pada kulit pohon dan batu-batuan. Talus liken
berbentuk tipis yang tersusun atas miselium dan hifa. Setiap liken mempunyai
bentuk dan warna serta habitat tertentu yang mempunyai ketergantungan pada
jenis-jenis dan algae yang ada.
Jamur pada liken
memperoleh makanan dari hasil fotosintesis algae, dan memperoleh air atau
mineral dari jamur. Inilah yang menunjukan adanya simbiosis antara jamur dan
algae. Lumut kerak melekat pada batu-batuan menggunakan rizoidnya. Bila terjadi
perobahan cuaca dan kelembaban, maka liken akan melepaskan fragmen talus dan
zat kimia sehingga dapat melapukan permukaan batuan tersebut dengan demikian
liken akan tetap hidup.
Karena sifat di atas
liken disebut dengan tumbuhan pioner (tumbuhan pertama atau pemula yang dapat
mencapai pada lahan yang baru.
Contoh :
· Usnea barbata dan Usnea
dasypoga : untuk obat tuberculosis, pengahsil antibiotik asam usnin.
· Parmelia
acetubulum : berupa lembaran seperti kulit, hidup di pohon dan batu-batuan.
F. MIKORHIZA
Adalah
struktur yang terbentuk karena adanya simbiosis jamur dan akar tumbuhan tinggi.
Frank, ahli Botani berkebangsaan Jerman, merupakan orang yang pertama kali
emnemukan hubungan simbiosis antara akar tumbuhan dan jamur yang dinamakan
Mikoriza pad atahun 1885.
Tipe Mikoriza ditinjau dari
struktur anatomi, adalah sebagai berikut:
1) Ektomikorhiza :
hidup antara jamur dengan tanaman pinus, apabila hifanya tidak menembus ke
dalam akar tetapi hanya pada sampai lapisan epidermis. Dengan adanya
ektomikorhiza akar tanaman tidak memerlukan lagi bulu-bulu akar. Melalui jamur
ini tanaman dapat memperoleh air atau unsur lainnya. Jamur ini tidak dapat
hidup tanpa bersimbiosis dengan akar tanaman.
2) Endomikorhiza :
hidup antara jamur dengan tanaman, apabila hifanya dapat menembus sampai ke
dalam (korteks). Jamur ini biasanya terdapat tanaman anggrek, kol, bit dan
beberapa jenis pohon lain. Endomikorhiza dapat hidup tanpa bersimbiosis dengan
tanaman inangnya. Jamur ini membantu pertumbuhan bintil akar tanaman
Leguminoceae dan mempercepat fiksasi nitrogen.
Keuntungan tumbuhan dengan adanya Mikoriza adalah sebagai berikut:
A. Pertumbuhannya lebih cepat dan dapat
meningkatkan penyerapan unsur harta (terutama fosfat)
B. Tumbuhan lebih tahan
kekeringan karena Mikoriza dapat meningkatkan ketersediaan air
C. Mikoriza melindungi akar
dari infeksi organisme yang pathogen
D. Mikoriza dapat membentuk hormon auksin,
sitokinin, dan giberelin yang berpengaruh dalam peningkatan pertumbuhan
tumbuhan
G. PERAN JAMUR BAGI MANUSIA
Penggunaan manusia jamur
untuk persiapan makanan atau pelestarian dan keperluan lainnya sangat luas dan
memiliki sejarah panjang. Jamur pertanian dan mengumpulkan jamur merupakan
industri besar di banyak negara. Studi tentang dampak menggunakan historis dan
sosiologis dari jamur ini dikenal sebagai ethnomycology .
Karena kapasitas kelompok
ini untuk menghasilkan berbagai besar produk alami dengan antimikroba aktivitas
biologis atau lainnya, banyak spesies telah lama digunakan atau sedang
dikembangkan untuk industri produksi antibiotik , vitamin, dan anti-kanker dan
kolesterol-menurunkan obat. Baru-baru ini, metode telah dikembangkan untuk rekayasa
genetika jamur, yang memungkinkan rekayasa metabolik spesies jamur. Sebagai
contoh, modifikasi genetik dari spesies ragi yang mudah tumbuh pada tingkat
yang cepat dalam fermentasi besar kapal-telah membuka cara farmasi produksi
yang berpotensi lebih efisien daripada produksi oleh organisme sumber
asli.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Fungi
merupakan mikroorganisme eukariota yang sebagian besar bersifat multiseluler.
Fungi atau cendawan terdiri dari kapang dan khamir. Secara umum Fungi hidup
dengan 3 cara yaitu sebagi saprofit, parasitik dan diomorfis. Fungi adalah
heterotrof yang mendapatkan nutriennya melalui penyerapan (absorpsi).
Fungi
menempati lingkungan yang sangat beragam yang berasosiasi secara simbiotik
dengan banyak organisme baik di darat maupun di air. Sebagian besar fungi
adalah organisem multiseluler dengan hifa yang dibagi menjadi sel-sel oleh
dinding yang bersilangan atau septa. Dinding sel pada fungi dilindungi oleh
Selulosa dan Kitin (polisakarida yang mengandung unsur N). Fungi dapat
berkembang biak dengan dua cara yaitu cara seksual dan aseksual.
Berdasarkan
pada cara dan cirri reproduksinya terdapat empat kelas cendawan sejati atau
berfilamen di dalam dunia Funi yaitu: Phycomycetes, Ascomycetes, Basidiomycetes
dan Deuteromycetes.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, dkk. 2003. Biologi jilid 2. Jakarta: Erlangga
Kimball, John W. 1999. Biologi jilid 3. Jakarta: Erlangga
Pelczar, Michael J. 1986. Dasar-Dasar
Mikrobiologi. Jakarta: UI-Press. Hal: 131
Tidak ada komentar:
Posting Komentar