Jumat, 01 Mei 2015

Makalah Pantun SMP Prama Artha


KATA PENGANTAR


            Puji Syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Swt. berkat rahmat dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah pantun. Makalah ini diajukan sebagai salah satu syarat tugas mata Pelajaran puisi. 

Penulis menyadari pada saat penulisan makalah ini tidak terlepas dari bimbingan dan bantuan dari segala pihak. karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak Chandra. selaku Guru Pembimbing mata Pelajaran Bahasa Indonesia, dan kepada teman-teman yang telah membantu sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

            Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan. untuk itu diharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Demikian kiranya semoga makalah yang telah dibuat ini dapat memberikan manfaat bagi pengembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.


Naga Jaya I, 01 Mei 2015



Penulis














DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii

BAB I  PENDAHULUAN..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................. 1
1.3 Tujuan.................................................................................................... 1

BAB II  POKOK PERMASALAHAN................................................................. 2

BAB III  ISI ............................................................................................................ 3
3.1 Pengertian Pantun................................................................................... 3
3.1 Jenis-jenis Pantun................................................................................... 3

BAB IV  PENUTUP.............................................................................................. 11
4.1 Kesimpulan ........................................................................................... 11
4.2 Saran...................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 12


















BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang
Pantun merupakan sastra lisan yang dibukukan pertama kali oleh Haji Ibrahim Datuk Kaya Muda Riau, seorang sastrawan yang hidup sezaman dengan Raja Ali Haji. Antologi pantun yang pertama itu berjudul Perhimpunan Pantun-pantun melayu. Genre pantun merupakan genre yang paling bertahan lama.
Mengungkapkan perasaan tidak hanya dapat diceritakan dan ditulis dalam bentuk prosa. Ungkapan perasaan pun dapat dinyatakan dalam bentuk puisi, seperti puisi lama yang disebut pantun. Selain pantun, masih ada bentuk puisi lama lainnya, seperti pantun kilat (karmina), talibun, seloka, gurindam, dan syair.
Pantun sudah dikenal masyarakat Indonesia sejak dahulu. Misalnya, wawangsalan, paparikan, sisindiran, sesebred dalam masyarakat sunda; pantun ludruk, dan gandrung dalam masyarakat jawa; serta ende-ende dalam masyarakat Mandailing. Bahkan, di sebagian daerah Sumatra, masyarakat Minangkabau menggunakan pantun sebagai pembuka acara di perayaan -perayaan. Selain dibaca, pantun juga kerap dinyanyikan.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Apakah Pengertian pantun?
2.      Apa sajakah jenis-jenis pantun?

1.3  Tujuan
1.      Mengetahui Pengertian pantun.
2.      Mengetahui jenis-jenis pantun.











BAB II
POKOK PERMASALAHAN


Pokok permasalahan juga merupakan rumusan makalah sesuai pada Bab I sebelumnya.

1.      Apakah Pengertian pantun?
2.      Apa sajakah jenis-jenis pantun?






























BAB III
ISI

1.      Pengertian Pantun
Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang sangat luas dikenal dalam bahasa-bahasa Nusantara. Pantun berasal dari kata patuntun dalam bahasa Minangkabau yang berarti "petuntun". Dalam bahasa Jawa, misalnya, dikenal sebagai parikan, dalam bahasa Sunda dikenal sebagai paparikan, dan dalam bahasa Batak dikenal sebagai umpasa (baca: uppasa). Lazimnya pantun terdiri atas empat larik (atau empat baris bila dituliskan), setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, bersajak akhir dengan pola a-b-a-b dan a-a-a-a (tidak boleh a-a-b-b, atau a-b-b-a). Pantun pada mulanya merupakan sastra lisan namun sekarang dijumpai juga pantun yang tertulis.
Semua bentuk pantun terdiri atas dua bagian: sampiran dan isi. Sampiran adalah dua baris pertama, kerap kali berkaitan dengan alam (mencirikan budaya agraris masyarakat pendukungnya), dan biasanya tak punya hubungan dengan bagian kedua yang menyampaikan maksud selain untuk mengantarkan rima/sajak. Dua baris terakhir merupakan isi, yang merupakan tujuan dari pantun tersebut.

2.      Jenis – Jenis Pantun
a.       Pantun Anak – anak
Contoh pantun anak :

Jarum jam  terus berputar
Hingga tunjukkan pukul delapan
Jika kami ingin pintar
Jangan lupa do’a dan belajar
                                  Pagar kawat pagar berduri
                                  Terikat kuat di pohon jambu
                                  Murid pintar dan baik hati
                                  Tentulah menghormati guru
Buah kelapa dimakan tupai
Kelapa jatuh menimpa pagar
Kalau kami ingin pandai
Rajin – rajinlah belajar
                                  Naik delman kereta kuda
                                  Pergi berlibur dihari minggu
                                  Selagi kamu masih muda
                                  Berlomba-lomba mencari ilmu

Burung Merpati terbang tinggi
Melayang-layang di udara
Untuk menjadi anak berbakti
Turutilah nasehat orang tua
                                  Berakit-rakit ke hulu
Berenang-renang ke tepian
Bersakit-sakit dahulu
Bersenang-senang kemudian
Berburu ke padang datar
Mendapat rusa belang kaki
Berguru kepalang ajar
Bagai bunga kembang tak jadi
Akar alang entah menghilang
Tumbuh bukan sebagai tanaman
Hati senang bukan kepalang
Bermain bola bersama teman
Pakai payung dikala hujan
Kena baju pastilah basah
Kalau ingin lulus ujian
Rajin belajar pantang menyerah
Harum sekali mangga kueni
Petik langsung dari dahan
Teman-teman semua berani
Loncat ke danau basah-basahan

b.      Pantun Orang Muda
Contoh pantun orang muda:

Kota Malang kota dingin
Surabaya kota pahlawan
Siapa orang tak kepingin
Punya teman cantik rupawan
                                  Ke tanah lapang main layang-layang
                                  Benang putus terbang melayang
                                  Dengarlah kawan, aku berdendang
                                  Jangan bersedih, ayo kita bergoyang
Putih-putih bunga melati
Merah – merah bunga mawar
Siapa bilang aku sakit hati
Lihat saja aku masih tegar
Jika kau bilang aku gendut,
Aku hanya tertawa riang
Jika ku dengar musik dangdut
Pinggulku selalu bergoyang
Kura-kura dalam perahu
Perahu dayung patah kemudi
Siang malam engkau ku rindu
Datangnya kekasih pujaan hati
Layang-layang talinya putus
Jatuh ke tanah jadi rebutan
Kasih sayang yang tulus
Modal dalam persahabatan
Bunga mawar bunga melati
Harum wangi indah warnanya
Janganlah engkau bersedih hati
Mari bernyanyi lagu gembira
Sungguh segar buah jambu
Tumbuh di halaman belakang
Sungguh mati hatiku rindu
Kenpa abang lama tak datang
Kura-kura dalam perahu
Pakai sepatu di hari minggu
Pura-pura tidak tahu
Dalam hati bilang I Love You
Maksud hati memeluk gunung
Apa daya gunung meletus
Resah gelisah hatinya bingung
Cinta kasih telah terputus
Kalau ada sumur di ladang
Boleh kita menumpang mandi
Kalau ada umurku panjang
Boleh kita berjumpa lagi
Hati-hati beli rokok
Rokok sekarang panjang-panjang
Hati-hati cari cowok
Cowok sekarang mata keranjang
Naik kereta jurusan jogja
Jangan lupa membeli kain
Jangan percaya omongan pria
Di mulut manis di hati lain
Dari mana datangnya lintah
Dari darat turun ke kali
Dari mana datangnya cinta
Dari mata turun ke hati
Jika pandai meniti buih
Selamat badan ke seberang
Jika tuan menaruh kasih
Boleh tuan datang bertandang

c.       Pantun Orang Tua / Pantun Nasehat
Contoh pantun Orang Tua / Pantun Nasehat :

Pak dullah pergi ke mekah
Menunaikan ibadah haji
Jangan pelit bersedekah
Biar orang bersenang hati
Pagi-pagi makan mentimun
Timun muda enak rasanya
Dari pada duduk melamun
Lebih baik ayo bekerja
Burung camar terbang di udara
Burung nuri dalam sangkarnya
Jangan pernah berburuk sangka
Sebelum tahu apa sesungguhnya
Si Ahmat mengaji tamat
Mengaji qur’an di waktu fajar
Biar lambat asal selamat
Tak lari gunung di kejar
Lentera tergantung di atas pagar
Tertiup angina hampir padam
Bijaksana bukan hanya pintar
Tapi juga sabar dan pendiam
Layang-layang putus benang nya
Terbawa angina hilang arah
Ayo sembahyang lagi bisa
Si akhirat, surga menanti kita
Pergi ke cina ada tembok raksasa
Pulang ke rumah bawa kain sutera
Jangan kapok atau berputus asa
Jangan menyerang terus berusaha
Buah apel sangat ku suka
Apa lagi buah semangka
Jangan takut sama problema
Tunjukkan kalau kamu bisa
Idul fitri bulan syawal
Saat saling bermaaf-maafan
Sabar ikhlas dan tawakal
Adalah tanda orang beriman
Bunga mawar berwarna merah
Tapi awas terkena duri-durinya
Janganlah kamu suka marah
Biar tidak lekas tua-tua
Bunga bakung di tepi kali
Sungguh indah dan menawan
Buat apa berilmu tinggi
Bila tidak di amalkan
Aku petik dawai gitar
Nyaring merdu suaranya
Ayo maju jangan gentar
Gapai angan dan cita-cita
Perut lapar, makan singkong
Singkong rebus enak sekali
Jadi orang jangan suka bohong
Supaya dapat di percayai

d.      Pantun Jenaka
Contoh pantun jenaka:

Sungguh enak asam belimbing
Tumbuh dekat tepi telaga
Sungguh enak berkawan sumbing
Biar marah tertawa juga
Kalau jadi orang kaya
Mau beli apa saya bisa
Kalau kamu sayang sama
Maukah kamu gendong gorilla
Mak bongki lagi meramal
Meramal nasib di televise
Banyak orang terpingkal-pingkal
Melihat waria tercebur kali
Sungguh enak buah durian
Durian jatuh menimpa kaki
Banyak orang merasa heran
Ada nenek pakai rok mini
Beli kambing ke pasar pahing
Banyak orang ramai sekali
Sungguh tak enak berambut keriting
Kena hujan persis kucing kecebur kali pandai
Pandailah menyimpan jarum
Jangan sampai jatuh di pasir
Pandai-pandailah menyimpan kagum
Jangan ketahuan kalau naksir
Kotak batik di pekalongan
Kota bogor kota hujan
Gadis cantik gadis pujaan
Tapi saying mata duitan
Ke dapur mengambil korek
Korek api tinggal sebiji
Hatiku geli melihat kakek
Sikat gigi sambil menyanyi
Ikan gabus di rawa-rawa
Ikan belut nyangkut di jaring
Perutku sakit menahan tawa
Gigi palsu loncat ke piring
Malam hari main kulintang
Ditemani sobat sobat tersayang
Gimana hati kagak bimbang
Kepala botak minta dikepang

e.       Pantun Teka Teki
Contoh pantun eka-teki :
Janganlah kamu suka menangis
Bikin orang tua jadi susah
Dalam sejarah sudah di tulis
Gajah apa yang berani sumpah
Daging kambing dimasak gulai
Sungguh sedap nikmat sekali
Jika kamu memang pandai
Bintang apa bertanduk di kaki

Buat apa bersedih hati
Menanti kawan belum tiba
Bila tuan bijak bestari
Kuda apa berkaki dua
Di dapur memanggang roti
Roti baker enak rasanya
Kalau kamu bijak bestari
Kuda apa berkaki dua
Ular kobra ular berbisa
Kalau menggigit sakit sekali
Coba terka kalau bisa
Apa nama burung dari besi
Kalau tuan bawa keladi
Bawakan juga si pucuk rebung
Kalau tuan bijak bestari
Binatang apa tanduk dihidung?
Hari ini orang menuai,
Hari esok orang membajak;
Kalau adik orang pandai,
Buah apa bermata banyak ?
Tugal padi jangan bertangguh
Kunyit kebun siapa galinya
Kalau tuan cerdik sungguh
Langit tergantung mana talinya?
Pergi umrah setiap tahun,
Moga sentiasa murah rezeki
Dalam batang ada daun,
Dalam daun ada isi.
Bila kecil boleh ditiup,
Sudah besar janganlah lagi,
Kalau tercucuk ia meletup,
Kalau terlepas terbangnya tinggi.
Mulut manis hati nak baik,
Itulah amalan turun temurun;
Benda apa yang akan naik,
Apabila saja hujan turun?




f.       Pantun Kilat
Contoh pantun kilat:

Ada tokek makan ular
Biar jelek tapi pintar
Kilatan petir, tanda turun hujan
Ayo berpikir Jangan ketinggalan jaman
Buah tomat buah jagung
Mari hemat ayo menabung
Beli pisang di dalam pasar
Punya hutang Ingatlah bayar
Sudah gaharu , cendana pula
Sudah tau, bertanya pula
Berlari kehutan, mengejar kupu-kupu
Raih masa depan, Kejar cita-citamu
Jangan di cubit, ini tangan
Orang pelit, nggak punya teman
Kucing mengeong, lapar perutnya
Banyak omong, tak ada buktinya
Kura-kura dalam perahu
Pura-pura tak tahu
Bapak Jokowi memakai batik
Hari ini kau terlihat cantik
Buahnya ranum kulitnya luka
Bibir tersenyum banyak yang suka
Ke siantar dengan teruna
Sudah pintar parasnya arjuna
Sudah tua makan kedondong
Ayo dari sekarang belajar dong

Terima kasih saya ucapkan
Saya berpantun cukup sekian
Minta maaf pada kawan
Bila ada kesalahan





BAB III
PENUTUP


                          4.1 Kesimpulan

Pantun adalah Puisi Indonesia, tiap bait (kuplet) biasa terdiri atas empat baris yang bersajak (a-b-a-b) tiap larik biasanya berjumlah empat kata; baris pertama dan baris kedua biasanya tumpuan (sampiran) saja dan baris ketiga dan keempat merupakan isi; setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata; merupakan peribahasa sindiran; jawab (pada tuduhan dan sebagainya)
Ciri-ciri pantun dapat dinyatakan yaitu pantun tersusun atas empat baris dalam tiap baitnya.Baris pertama dan baris kedua berupa sampiran.Baris ketiga dan keempat merupakan isi/ maksud yang hendak disampaikan.Jumlah suku kata dalam tiap baitnya rata-rata berkisar delapan sampai dua belas.
Jenis pantun dapat dibedakan berdasarkan tingkatan umur pemakainya, berdasarkan isinya ,dan  berdasarkan bentuknya atau susunannya.
                 

4.2 Saran

Saran yang dapat diberikan adalah hendaknya ilmu tentang kesusastraan selalu digali dan dipelajari serta diterapkan, khususnya tentang pantun oleh para sastrawan, ilmuan, dan lebih spesifik lagi oleh mahasiswa bahasa dan sastra Indonesia.
















DAFTAR PUSTAKA







Abdul Rani, Supratman. 2006. Intisari Sastra Indonesia. Bandung: Pustaka Setia.

Effendy, M. Ruslan. 1983. Selayang Pandang KesusastraanIndonesia. Surabaya: PT. Bina Ilmu.

Hamzah, Amir. 1996. Esai dan Prosa. Jakarta: Dian Rakyat.

Laelasari dan Nurlailah.2006. Kamus Istilah Sastra. Bandung: Nuansa Aulia.

Rahman, Elmustian dan Abdul Jalil. Tanpa tahun. Bahan Ajar Mata Pelajaran Sastra Rakyat. Pekanbaru: Labor Bahasa, Sastra, dan Jurnalistik Universitas Riau.

Rahman, Elmustian dan Abdul Jalil. 2005. Bahan Ajar Teori Sastra. Pekanbaru: Labor Bahasa, dan Jurnalistik Universitas Riau.

Surana. 2001. Pengantar Sastra Indonesia. Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

Suroto. 1989. Teori dan Bimbingan Apresiasi Sastra Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Waluyo, Herman J. 1995. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga.


2 komentar:

  1. Hot sauce HOT | Casino of Bib カジノ シークレット カジノ シークレット 코인카지노 코인카지노 967Rocket Gambling | Pokies, Games and Slot Machines

    BalasHapus
  2. Play at The Sands Casino | Las Vegas, NV - SEPT
    Welcome to 샌즈카지노 The Sands Casino, งานออนไลน์ an upscale, 메리트카지노 all-new gaming destination, where you'll be treated to the ultimate Las Vegas experience.

    BalasHapus